mediapesan.com | Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan mengadakan aksi demonstrasi di depan Kantor PT Vale Indonesia di Makassar.
Aksi ini bertujuan mengkampanyekan penyelamatan hutan hujan dan ruang hidup masyarakat di Loeha Raya yang terancam oleh aktivitas pertambangan nikel PT Vale Indonesia.
Kepala Departemen Eksternal WALHI Sulsel, Rahmat Kottir, menghimbau PT Vale Indonesia untuk menghentikan eksplorasi di Pegunungan Lumereo-Lengkona, Kabupaten Luwu Timur.
Menurutnya, eksplorasi di Blok Tanamalia mengancam penghidupan ribuan petani, perempuan, dan buruh tani yang bergantung pada hasil perkebunan merica.
Kami mendesak PT Vale Indonesia segera menghentikan eksplorasi karena akan mengancam kehidupan petani, perempuan, dan buruh tani di Loeha Raya, tegas Rahmat Kottir. Masyarakat Loeha Raya sangat bergantung pada perkebunan merica mereka.
Rahmat juga menyoroti bahwa ekspansi tambang nikel PT Vale Indonesia akan merusak hutan hujan dan keanekaragaman hayati di Pegunungan Lumereo-Lengkona.
Ekspansi tambang nikel ini jelas akan mengancam eksistensi hutan hujan dan biodiversitas yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, kami mendesak pemerintah segera mengeluarkan moratorium terkait izin pertambangan nikel PT Vale Indonesia, pungkasnya.
Selain itu, Rahmat menyampaikan bahwa masyarakat Loeha Raya saat ini menghadapi intimidasi dari oknum kepolisian.
Warga tengah menghadapi intimidasi dari oknum aparat kepolisian dan perusahaan. Mereka mendatangi rumah-rumah warga yang tengah berjuang melindungi perkebunan mericanya, kata Rahmat.
Saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, perwakilan PT Vale Indonesia Cabang Makassar enggan berkomentar mengenai aksi demonstrasi WALHI Sulsel ini.
Kami masih di lokasi. Akan kembali nanti, balasnya singkat pada Kamis (25/7/2024) malam.
Namun beberapa saat kemudian perwakilan PT Vale Indonesia memberikan pernyataan melalui press release sebagai berikut;
PT Vale Indonesia Tbk. (PT Vale) menyadari adanya aksi damai masyarakat yang berlangsung di kantor kami di Makassar, Sulawesi Selatan.
Protes yang dipelopori oleh Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) menyuarakan hak asasi para warga Loeha Raya dan hutan lindung Tanamalia, dimana daerah berjarak dekat dengan camp-site PT Vale.
Kami sangat bersimpati dengan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan yang turut memanfaatkan sumber daya alam untuk mata pencaharian sehari-hari.
Hutan Tanamalia yang kaya akan biodiversitas ini memang perlu kita jaga sama-sama agar manfaat yang diberikan bisa dirasakan juga oleh generasi mendatang.
Selain itu, perlu disampaikan bahwa rencana eksplorasi yang dilakukan saat ini berada di lokasi diluar lahan milik masyarakat.
Atas kejadian ini, upaya PT Vale dalam melakukan perlindungan hutan sesuai Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) tidak dapat terlaksana.
Oleh sebab itu, kami terus memastikan adanya dialog terbuka antara Vale dengan warga setempat yang terdampak.
Transparansi merupakan nilai yang selalu kami gaungkan, dan komunikasi dua-arah selalu dijalin dengan para warga sekitar.
Pada akhirnya, tujuan utama yang perlu dicapai adalah yang dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Kolaborasi sangatlah penting untuk direaliasikan, dan kami telah berkoordinasi secara aktif oleh para Kepala Desa di Loeha Raya, kecamatan dan kabupaten, serta stakeholders terkait.
Pada akhirnya, tujuan utama yang perlu dicapai adalah yang dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Kami mendengar dan menerima segala bentuk saran dan kritik konstruktif agar kita bersama-sama dapat melestarikan hutan dan budaya yang selama ini telah dijaga.
PT Vale Senatiasa sangat terbuka dalam melaksanakan setiap kegiatannya, hal itu dapat diakses melalui informasi melalui website perseroan, diantaranya :Laporan keberlanjutan yang dapat diakses di link berikut : https://vale.com/in/indonesia/laporan-tahunan-dan-keberlanjutan. ***