MEDIAPESAN – Ketegangan di perbatasan India-Pakistan memanas, menyusul laporan hilangnya beberapa jet tempur Rafale milik Angkatan Udara India (IAF) dalam bentrokan udara terbaru.
Insiden ini langsung mengguncang pasar: saham produsen Rafale asal Prancis, Dassault Aviation, anjlok hingga 9% dalam perdagangan awal pekan ini.
Menurut laporan media Mint, India juga kehilangan satu jet tempur Su-30 buatan Rusia dalam pertempuran yang sama.
Sumber-sumber militer di New Delhi menyebutkan bahwa jet-jet India diyakini ditembak jatuh oleh rudal PL-15 buatan Cina yang digunakan oleh Pakistan — rudal berteknologi tinggi dengan jangkauan menengah hingga jauh.
Rafale Kalah Teknologi?
Meskipun muncul spekulasi tentang kesalahan pilot, sejumlah laporan dari media internasional seperti Times Aerospace dan The Washington Post membantah hal tersebut.
Pilot Rafale India diketahui telah menjalani pelatihan ketat di Prancis dan India dianggap sebagai salah satu yang terbaik di kawasan Asia.
Ini bukan soal pelatihan pilot. Ini soal kemajuan teknologi rudal yang sudah melampaui ekspektasi, ujar analis militer India. Rudal PL-15 mampu mengunci target dari jarak jauh sebelum Rafale bahkan menyadarinya.
Ancaman Bagi Reputasi Rafale Global?
Kejadian ini tidak hanya berdampak pada hubungan India-Pakistan, tetapi juga bisa merusak citra Rafale di pasar global.
India adalah salah satu pembeli utama jet tempur Prancis tersebut, dan insiden ini bisa menjadi pukulan bagi upaya Dassault untuk memperluas ekspor ke negara-negara berkembang di Asia dan Afrika.
Sampai saat ini, Dassault belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai insiden tersebut, namun memastikan bahwa mereka tetap melakukan koordinasi teknis dengan otoritas India.