MEDIAPESAN, Jakarta – Sejak resmi diluncurkan pada September 2023, Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) telah mencatat nilai perdagangan sebesar Rp77,91 triliun hingga April 2025.
Lonjakan ini menandai fase pertumbuhan signifikan dalam upaya Indonesia mendorong ekonomi hijau dan memperkuat posisi dalam pasar karbon global.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menyatakan minat internasional terhadap IDXCarbon kian meningkat.
Bursa karbon Indonesia cukup menarik. Kami bahkan sudah menerima permintaan dari pemilik proyek di luar negeri yang ingin memperdagangkan kredit karbonnya di sini, ujarnya di Main Hall BEI, Jakarta tempo lalu.
Meski demikian, Iman menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah membuka akses perdagangan karbon domestik kepada audiens internasional secara luas, sekaligus memastikan bahwa kredibilitas dan transparansi tetap terjaga.
Pertumbuhan Signifikan dalam Dua Tahun
Sejak diluncurkan, IDXCarbon mencatat volume perdagangan sebesar 1.598.703 ton CO₂ ekuivalen (tCO₂e), dengan volume retirement—yakni kredit karbon yang telah diklaim atau dihentikan perdagangannya—mencapai 979.834 tCO₂e.
Partisipasi pelaku pasar pun meningkat tajam.
Partisipan perdagangan karbon naik 587% dalam periode tersebut, mencerminkan prospek yang cerah, kata Iman.
Menurutnya, performa Indonesia dalam sektor ini bahkan melampaui beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Laos—dan dua kali lipat lebih baik dari Jepang.
Saat ini, tercatat ada 7 proyek yang siap diperdagangkan dengan total potensi 3.178.756 tCO₂e, serta 111 pengguna jasa yang telah terdaftar di IDXCarbon.
Ekosistem Terus Dikembangkan
Dalam catatan kinerja kuartal I-2025, IDXCarbon membukukan transaksi 690.675 tCO₂e, naik signifikan dari angka tahun 2024 yang mencapai 413.764 tCO₂e.
Menurut Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmat, jumlah pengguna jasa juga meningkat 22% sepanjang kuartal pertama 2025.
Statistik ini secara umum memberi optimisme atas prospek perdagangan karbon di Indonesia, ujar Kautsar dalam pernyataan tertulis, April tempo lalu.
IDXCarbon, bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan sejumlah kementerian terkait, kini tengah menyusun langkah strategis untuk memperkuat ekosistem perdagangan karbon nasional.
Target jangka panjangnya: menjadikan Indonesia sebagai pusat perdagangan karbon di kawasan Asia, bahkan di tingkat global.