MEDIAPESAN – Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Iran dalam operasi yang disebut “Operation Rising Lion”, menargetkan puluhan fasilitas terkait program nuklir serta sejumlah tokoh senior militer Iran.
Langkah ini digambarkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai bagian dari operasi multi-hari yang ditujukan untuk “menyerang langsung jantung program rudal balistik Iran”.
Apa Saja yang Diserang?
Menurut pernyataan resmi dan laporan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), berikut adalah target utama dalam serangan tersebut:
- Puluhan lokasi terkait program nuklir Iran, termasuk laboratorium dan pusat penelitian.
- Fasilitas pengayaan utama di Natanz, salah satu pusat nuklir paling dijaga di Iran.
- Kemampuan rudal jarak jauh Iran, menurut laporan dari militer Israel.
Korban di Kalangan Militer Iran
Beberapa tokoh penting dalam struktur militer dan nuklir Iran dilaporkan tewas dalam serangan tersebut:
- Jenderal Hossein Salami, Panglima tertinggi Garda Revolusi Islam (IRGC)
- Mayor Jenderal Gholam Ali Rashid, komandan pusat komando angkatan bersenjata Iran
- Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, kepala staf angkatan bersenjata Iran
- Dr. Fereydoon Abbasi dan Dr. Mohammad Tehranchi, ilmuwan nuklir senior
Kematian mereka menandai eskalasi signifikan dalam konfrontasi militer antara kedua negara.
Respons Iran: Kecaman dan Ancaman Balasan
Kementerian Luar Negeri Iran menyebut serangan itu sebagai “pelanggaran nyata terhadap Piagam PBB” dan menyatakan bahwa Iran memiliki “hak hukum dan sah untuk merespons”.
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa Israel “menunjukkan sifat jahatnya dengan menyerang kawasan permukiman”, dan memperingatkan akan ada “hukuman berat”.
Juru bicara militer Iran menuduh Amerika Serikat turut bertanggung jawab atas serangan ini, dengan menyebut bahwa “dukungan diam-diam Washington adalah bentuk keterlibatan.”
Iran juga telah menutup wilayah udaranya dan mengisyaratkan bahwa respons militer akan segera terjadi.
Respons Amerika Serikat: Berjarak Namun Waspada
Presiden Donald Trump mengaku telah mengetahui rencana serangan Israel sebelumnya, namun menegaskan bahwa Amerika tidak terlibat secara militer.
Ia juga menyerukan Iran untuk “kembali ke meja perundingan”.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyatakan bahwa AS tidak berperan dalam serangan ini dan menegaskan bahwa “prioritas utama adalah melindungi pasukan Amerika di kawasan”.
Implikasi Global
Langkah Israel ini memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah, dengan potensi meluas ke konfrontasi regional yang lebih besar.
Analis memperingatkan bahwa konflik langsung antara Iran dan Israel kini bukan lagi sekadar ancaman, tetapi menjadi kenyataan yang membayangi stabilitas global.