MEDIAPESAN, Teheran, Iran – Dalam sebuah unjuk kekuatan yang sarat simbolisme, semangat religius, dan pesan geopolitik yang tajam, Iran memamerkan sebuah rudal dengan ukiran potret dua tokoh perlawanan: Sayyid Hassan Nasrallah dari Hizbullah dan Yahya Sinwar dari Hamas.
Langkah ini dipandang sebagai sinyal perlawanan lintas mazhab—Syiah dan Sunni—yang semakin erat di bawah bayang-bayang Poros Perlawanan yang dipimpin Teheran.
Di badan rudal itu, tertulis kutipan ayat Al-Qur’an yang bernada ancaman:
“Sesungguhnya Kami benar-benar akan membalas kepada orang-orang yang berdosa.”
(QS As-Sajdah: 22)
Para pejabat Iran tidak merinci tujuan rudal tersebut, namun pesan yang disampaikan sangat jelas: ini bukan sekadar senjata, melainkan pernyataan ideologis—seruan untuk membalas dendam atas darah yang ditumpahkan, serta penegasan bahwa para pemimpin mereka tidak akan dilupakan begitu saja.
Ini bukan sekadar besi dan api, tulis salah satu akun media dari Iran dalam video peluncuran rudal. Ini adalah balas dendam yang menjelma.
Penggambaran dua tokoh dari mazhab berbeda—Sinwar dari Sunni Gaza dan Nasrallah dari Syiah Lebanon—menjadi simbol langka dari penyatuan politik dan militer dalam satu narasi: resistensi terhadap Israel dan kekuatan Barat yang mereka anggap sebagai musuh bersama.
Para analis Timur Tengah menilai bahwa rudal ini mengandung pesan ganda: satu ditujukan langsung kepada Israel dan sekutunya, satu lagi untuk konsolidasi internal dan regional—membangun kembali semangat perlawanan dalam narasi religius dan martir.
Rudal ini mungkin tak akan pernah diluncurkan, ujar seorang pengamat kawasan, tetapi ia telah mengenai sasaran pertamanya: kesadaran dunia.
Di tengah ketegangan yang terus meningkat, langkah Iran ini—yang bersifat puitis, provokatif, dan militeristik sekaligus—menggugah kembali pertanyaan besar: apakah konflik proksi ini akan mengarah pada konfrontasi langsung yang lebih luas?