Senin, 23 Juni 2025, MEDIAPESAN – Goldman Sachs memperingatkan bahwa potensi gangguan di Selat Hormuz dapat memicu lonjakan tajam harga energi global.
Dalam catatan riset terbaru yang dirilis Minggu (22/6), bank investasi tersebut memperkirakan harga minyak mentah Brent bisa melonjak hingga 110 dolar AS per barel jika aliran minyak melalui jalur strategis itu terpangkas setengah selama satu bulan.
Bank juga memproyeksikan rata-rata harga Brent sebesar 95 dolar per barel pada kuartal keempat tahun 2025, dengan asumsi gangguan parsial berlanjut selama hampir setahun.
Peringatan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Teluk, menyusul laporan bahwa Amerika Serikat dan Israel bersama-sama melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu. Harga minyak pun melonjak ke level tertinggi.
Goldman Sachs menyoroti bahwa pasar prediksi kini mencerminkan kemungkinan sebesar 52 persen bahwa Iran akan menutup Selat Hormuz pada tahun 2025, mengacu pada data dari platform Polymarket.
Jika pasokan Iran menurun sebesar 1,75 juta barel per hari, harga Brent diperkirakan bisa mencapai 90 dolar per barel.
Selat Hormuz merupakan jalur pelayaran vital bagi sepertiga ekspor minyak dunia.
Ketegangan di wilayah ini menimbulkan kekhawatiran baru terhadap stabilitas energi global.